Awal
mula kepedulian saya terhadap kelestarian Kaligrafi Aksara Jawa adalah saat
saya menjadi mahasiswa baru di Universitas Negeri Yogyakarta. Saat itu berbagai
Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKM) mengadakan open recruitment. Saya sebenarnya tertarik bergabung dengan
beberapa UKM, namun akhirnya saya hanya memilih UKM Penelitian. Saat SMA dahulu
saya bergabung di Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), saya hanya ingin meneruskannya.
Syarat
untuk mendaftar menjadi anggota adalah membuat sebuah proposal PKM (Program
Kreativitas Mahasiswa). Ada pilihan berbagai bidang: PKM Penelitian, PKM
Kewirausahaan, PKM Pengabdian Masyarakat, dan PKM Teknik. Saya memilih PKM
Kewirausahaan, karena memang PKM jenis ini yang pamornya mengalahkan jenis PKM
lainnya. Pada tahun itu, 2009, Tim PKM Kewirausahaan UNY baru saja memperoleh
medali emas. Selain saya lebih merasa memiliki gambaran untuk membuat PKM
Kewirausahaan.
Saya
pun memaksa diri untuk mencari-cari ide. Akhirnya saya ingat, dulu di Buku Pelajaran
Bahasa Jawa ada sebuah seni budaya yang luput dari perhatian, yaitu Kaligrafi
Aksara Jawa. Saya ingat gambar Aksara Jawa yang dibentuk-bentuk menjadi lebih
indah dipandang dan lebih bernilai seni. Gambar tersebut ada di salah satu
buku/lks Bahasa Jawa saat sekolah dulu. Ya, ternyata Jawa mempunyai sebuah seni
budaya warisan nenek moyang yang sudah dilupakan, yaitu Kaligrafi Aksara Jawa.
Seingat saya, guru bahasa Jawa saya tidak pernah membahas, apalagi memberi
tugas menggambar Kaligrafi Aksara Jawa. Sehingga banyak juga teman-teman saya
yang tidak ngeh dengan keberadaan
Kaligrafi Aksara Jawa.
Saat
saya SMA dulu ada tugas akhir Mata Pelajaran Seni Budaya, yaitu membuat sebuah
lukisan relief dari bubur kertas. Tidak ada satupun teman saya yang melukis Kaligrafi
Aksara Jawa. Kebanyakan memilih melukis relief candi dan kaligrafi arab. Ada
juga teman saya yang melukis tokoh wayang.
Ingat
tugas akhir Seni Budaya saat SMA, saya pun mempunyai ide untuk menggabungkannya
dengan upaya Pelestarian Kaligrafi Aksara Jawa. Saya pun membuat PKM
Kewirausahaan berjudul Lukisan Relief Kaligrafi Aksara Jawa dari Limbah Kertas,
tapi untuk isinya, seperti Latar belakang, dan sebagainya saya buat ala
kadarnya, sekadar untuk persyaratan masuk UKM Penelitian UNY.
Meskipun
proposal saya buat alakadarnya. Bagi saya orisinalitas ide adalah sebuah hal
yang penting. Sebelumnya saya pastikan apakah Kaligrafi Aksara Jawa benar-benar
sudah dilupakan. Saya cari di Google. Dan untuk kata kunci Kaligrafi Aksara
Jawa/Kaligrafi Jawa, hasilnya masih amat sangat sedikit. Pada saat itu (2009) tidak lebih dari dua
halaman. Saya semakin yakin dengan ide saya.
Selesai
membuat proposal, presentasi, dan revisi, saya tidak banyak aktif di UKM
Penelitian. Sempat bimbang untuk mendaftar menjadi pengurus atau tidak,
namun
akhirnya saya memilih untuk menjadi anggota saja (Saya baru bergabung
menjadi pengurus pada periode kepengurusan 2012). Saya pun belum
tertarik untuk
ikut PKM. Setiap tahun kan ada, santai saja lah. Besok-besok juga bisa
ikut,
hehe.
Pada
semester II, timbul ide untuk berbisnis merchandise-merchandise berkaligrafi
aksara jawa. Saya ingin menjual mug berkaligrafi aksara jawa, kaos berkaligrafi
aksara jawa, pin berkaligrafi aksara jawa, dan sebagainya. Pokoknya merchandise
Kaligrafi Aksara Jawa untuk anak muda. Ide ini muncul dari kejayaan batik.
Dahulu batik tidak begitu dipedulikan. Sekarang banyak diangkat ke dalam bisnis
clothing.
Saat itu saya bingung nama apa ya
yang kiranya cocok. Sempat terpikir untuk memberi nama Kaligrafi Aksara Jawa on
Style. Jelek sekali ya. Hahaha. Sebenarnya keinginan untuk mewujudkan 2 bisnis yang
mengangkat Kaligrafi Aksara Jawa itu sudah ada sejak masa awal-awal kuliah
seperti sudah saya sebutkan sebelumnya. Tetapi selain suka menunda mengikuti
PKM karena: “kan tiap tahun ada, tahun-tahun besok sajalah” saya juga sedang
mencari cara agar bisa menemukan rekan yang mempunyai kemampuan menggambar
Kaligrafi Aksara Jawa. Saya tanyakan berkali-kali kepada beberapa teman saya di
UNY. Hasilnya selalu nihil. Bahkan tentu saja, saya bertanya pada teman-teman
di Prodi Pendidikan Bahasa Jawa dari berbagai angkatan, hasilnya tetap nihil.
Juga pada beberapa teman di Fakultas Bahasa dan Seni, hasilnya tetap nol.
Akhirnya pada semester 7, saya
memilih untuk mencari rekan yang bisa Kaligrafi Arab. Memang seniman Kaligrafi
Aksara Jawa sangat langka. Setidaknya dengan kemampuan Kaligrafi Arab seseorang
sudah memiliki dasar kemampuan menggayakan tulisan ke dalam berbagai bentuk
yang lebih indah dibanding tulisan biasa. Saya pun menemukan Hutami dan Fitria.
Fitria saya ajak untuk bergabung
dalam tim PKM Kewirausahaan saya yang berjudul: “Relief Kaligrafi Aksara Jawa
dari Limbah Kertas.” Selain itu saya juga mengajak Linda, mahasiswa Seni Kerajinan dari Fakultas Bahasa dan Seni UNY serta Diyan, adik kelas saya di Jurusan Manajemen. Saya juga membuat merek untuk PKM saya ini, yaitu RIKSWA, singkatan dari "Nguri-uri Kaligrafi Aksara Jawa" bisa juga dianggap singkatan dari "Relief Kaligrafi Aksara Jawa" :).
Saya pun mencoba-coba membuat
Kaligrafi Aksara Jawa, dan ternyata saya bisa! :D. Rasanya ingin kembali ke
beberapa tahun lalu saat saya masih berstatus mahasiswa tingkat pertama. Kenapa
tidak dari dulu!. Ternyata saya bisa membuat Kaligrafi Aksara Jawa!. Saya buat logo tersebut secara manual, kemudian digitalkan oleh Fitia menggunakan Corel Draw, sehingga menjadi sebuah logo RIKSWA. Inilah cerita lahirnya RIKSWA :).
Ditulis oleh: Feni Tri Utami :)
Ditulis oleh: Feni Tri Utami :)