Sabtu, 20 April 2013

Lahirnya RIKSWA

                Awal mula kepedulian saya terhadap kelestarian Kaligrafi Aksara Jawa adalah saat saya menjadi mahasiswa baru di Universitas Negeri Yogyakarta. Saat itu berbagai Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKM) mengadakan open recruitment. Saya sebenarnya tertarik bergabung dengan beberapa UKM, namun akhirnya saya hanya memilih UKM Penelitian. Saat SMA dahulu saya bergabung di Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), saya hanya ingin meneruskannya.
                Syarat untuk mendaftar menjadi anggota adalah membuat sebuah proposal PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). Ada pilihan berbagai bidang: PKM Penelitian, PKM Kewirausahaan, PKM Pengabdian Masyarakat, dan PKM Teknik. Saya memilih PKM Kewirausahaan, karena memang PKM jenis ini yang pamornya mengalahkan jenis PKM lainnya. Pada tahun itu, 2009, Tim PKM Kewirausahaan UNY baru saja memperoleh medali emas. Selain saya lebih merasa memiliki gambaran untuk membuat PKM Kewirausahaan.
                Saya pun memaksa diri untuk mencari-cari ide. Akhirnya saya ingat, dulu di Buku Pelajaran Bahasa Jawa ada sebuah seni budaya yang luput dari perhatian, yaitu Kaligrafi Aksara Jawa. Saya ingat gambar Aksara Jawa yang dibentuk-bentuk menjadi lebih indah dipandang dan lebih bernilai seni. Gambar tersebut ada di salah satu buku/lks Bahasa Jawa saat sekolah dulu. Ya, ternyata Jawa mempunyai sebuah seni budaya warisan nenek moyang yang sudah dilupakan, yaitu Kaligrafi Aksara Jawa. Seingat saya, guru bahasa Jawa saya tidak pernah membahas, apalagi memberi tugas menggambar Kaligrafi Aksara Jawa. Sehingga banyak juga teman-teman saya yang tidak ngeh dengan keberadaan Kaligrafi Aksara Jawa.
                Saat saya SMA dulu ada tugas akhir Mata Pelajaran Seni Budaya, yaitu membuat sebuah lukisan relief dari bubur kertas. Tidak ada satupun teman saya yang melukis Kaligrafi Aksara Jawa. Kebanyakan memilih melukis relief candi dan kaligrafi arab. Ada juga teman saya yang melukis tokoh wayang.
                Ingat tugas akhir Seni Budaya saat SMA, saya pun mempunyai ide untuk menggabungkannya dengan upaya Pelestarian Kaligrafi Aksara Jawa. Saya pun membuat PKM Kewirausahaan berjudul Lukisan Relief Kaligrafi Aksara Jawa dari Limbah Kertas, tapi untuk isinya, seperti Latar belakang, dan sebagainya saya buat ala kadarnya, sekadar untuk persyaratan masuk UKM Penelitian UNY. 
                Meskipun proposal saya buat alakadarnya. Bagi saya orisinalitas ide adalah sebuah hal yang penting. Sebelumnya saya pastikan apakah Kaligrafi Aksara Jawa benar-benar sudah dilupakan. Saya cari di Google. Dan untuk kata kunci Kaligrafi Aksara Jawa/Kaligrafi Jawa, hasilnya masih amat sangat sedikit. Pada saat itu (2009) tidak lebih dari dua halaman. Saya semakin yakin dengan ide saya.
                Selesai membuat proposal, presentasi, dan revisi, saya tidak banyak aktif di UKM Penelitian. Sempat bimbang untuk mendaftar menjadi pengurus atau tidak, namun akhirnya saya memilih untuk menjadi anggota saja (Saya baru bergabung menjadi pengurus pada periode kepengurusan 2012). Saya pun belum tertarik untuk ikut PKM. Setiap tahun kan ada, santai saja lah. Besok-besok juga bisa ikut, hehe.
                Pada semester II, timbul ide untuk berbisnis merchandise-merchandise berkaligrafi aksara jawa. Saya ingin menjual mug berkaligrafi aksara jawa, kaos berkaligrafi aksara jawa, pin berkaligrafi aksara jawa, dan sebagainya. Pokoknya merchandise Kaligrafi Aksara Jawa untuk anak muda. Ide ini muncul dari kejayaan batik. Dahulu batik tidak begitu dipedulikan. Sekarang banyak diangkat ke dalam bisnis clothing.
Saat itu saya bingung nama apa ya yang kiranya cocok. Sempat terpikir untuk memberi nama Kaligrafi Aksara Jawa on Style. Jelek sekali ya. Hahaha. Sebenarnya keinginan untuk mewujudkan 2 bisnis yang mengangkat Kaligrafi Aksara Jawa itu sudah ada sejak masa awal-awal kuliah seperti sudah saya sebutkan sebelumnya. Tetapi selain suka menunda mengikuti PKM karena: “kan tiap tahun ada, tahun-tahun besok sajalah” saya juga sedang mencari cara agar bisa menemukan rekan yang mempunyai kemampuan menggambar Kaligrafi Aksara Jawa. Saya tanyakan berkali-kali kepada beberapa teman saya di UNY. Hasilnya selalu nihil. Bahkan tentu saja, saya bertanya pada teman-teman di Prodi Pendidikan Bahasa Jawa dari berbagai angkatan, hasilnya tetap nihil. Juga pada beberapa teman di Fakultas Bahasa dan Seni, hasilnya tetap nol.
Akhirnya pada semester 7, saya memilih untuk mencari rekan yang bisa Kaligrafi Arab. Memang seniman Kaligrafi Aksara Jawa sangat langka. Setidaknya dengan kemampuan Kaligrafi Arab seseorang sudah memiliki dasar kemampuan menggayakan tulisan ke dalam berbagai bentuk yang lebih indah dibanding tulisan biasa. Saya pun menemukan Hutami dan Fitria.
Fitria saya ajak untuk bergabung dalam tim PKM Kewirausahaan saya yang berjudul: “Relief Kaligrafi Aksara Jawa dari Limbah Kertas.” Selain itu saya juga mengajak Linda, mahasiswa Seni Kerajinan dari Fakultas Bahasa dan Seni UNY serta Diyan, adik kelas saya di Jurusan Manajemen. Saya juga membuat merek untuk PKM saya ini, yaitu RIKSWA, singkatan dari "Nguri-uri Kaligrafi Aksara Jawa" bisa juga dianggap singkatan dari "Relief Kaligrafi Aksara Jawa" :).
Saya pun mencoba-coba membuat Kaligrafi Aksara Jawa, dan ternyata saya bisa! :D. Rasanya ingin kembali ke beberapa tahun lalu saat saya masih berstatus mahasiswa tingkat pertama. Kenapa tidak dari dulu!. Ternyata saya bisa membuat Kaligrafi Aksara Jawa!. Saya buat logo tersebut secara manual, kemudian digitalkan oleh Fitia menggunakan Corel Draw, sehingga menjadi sebuah logo RIKSWA. Inilah cerita lahirnya RIKSWA :).

Ditulis oleh: Feni Tri Utami :)